Enterpreneur Workshop: 101 ENTREPRENEURSHIP (Concept, Strategy, and Skill)

Berita Umum | 25 Maret 2024 11:25 wib Rangkaian acara UPH Job & Internship Festival 2024
Kamu suka wisata kuliner? Atau ingin punya bisnis di bidang Food and Beverage? Industri ini bisa menjadi pertimbangan kariermu selanjutnya. Bisnis Food and Beverage atau biasa disingkat F&B, merupakan industri yang terkait dengan produksi, penjualan, serta layanan makanan dan minuman. Industri ini memiliki sektor yang luas dan mencakup berbagai jenis usaha, mulai dari restoran, kafe, katering, layanan makanan di hotel, toko makanan kemasan serta minuman, dan masih banyak lagi.  

Untuk membangun bisnis F&B, strategi yang baik sangat diperlukan agar memiliki kesempatan untuk bertahan dan tumbuh di tengah persaingan yang ketat. Dengan strategi yang tepat, tentu akan membantu pemilik bisnis dalam merencanakan langkah-langkah jangka panjang, beradaptasi dengan perubahan pasar, dan memaksimalkan potensi bisnis mereka. Lantas, apa saja strategi yang diperlukan dalam merintis bisnis? Dari mana saja inspirasi membangun bisnis bisa didapatkan?

Untuk menjawab pertanyaan ini, Career Center and Corporate Relations Universitas Pelita Harapan (CCCR UPH) mengadakan acara Entrepreneur Workshop dengan mengundang Metta Sagita (Ilmu Komunikasi UPH-2004) Founder Wicked Pies dan Ristiana Eteng (Teknik Informatika UPH-2010), Founder Legato Gelato. Lewat workshop bertajuk “101 ENTREPRENEURSHIP: Concept, Strategy, and Skill” yang dilaksanakan pada Kamis, 22 Februari 2024 di UPH Kampus Lippo Village, Tangerang, kedua alumni UPH tersebut membagikan tips kepada mahasiswa UPH dalam membangun dan merancang strategi saat merintis bisnis F&B.

1. Menemukan ide bisnis dari pengalaman
Baik Metta maupun Ristiana mengungkapkan bahwa ide bisnis yang mereka cetuskan terinspirasi dari pengalaman. Metta menceritakan, pada 2012-2020, ia dan suaminya sempat menetap di Selandia Baru. Negara itu memiliki meat pie atau pai daging yang merupakan camilan favorit warga Selandia Baru dan Australia. Pada awal 2020, Metta dan suaminya kembali ke Indonesia yang saat itu sedang dilanda pandemi Covid-19. Kondisi tersebut membuat sang suami kehilangan pekerjaan dan di saat yang bersamaan Metta merindukan meat pie khas Selandia Baru. Melihat kondisi tersebut, suami Metta yang merupakan seorang chef mencoba meracik meat pie buatan sendiri dan memulai bisnis dengan berjualan secara online. Pada 2021, mereka pun berhasil mendirikan gerai pertamanya di Jakarta dan kini Wicked Pies telah memiliki 17 gerai di wilayah Ibu Kota, Tangerang, Bandung, dan Surabaya.

Sementara bisnis yang didirikan Ristiana terinspirasi saat ia dan suaminya berwisata ke Italia pada 2016. Saat itu, Ristiana masih berprofesi sebagai freelance fotografer, desainer, dan pengembang web; sedangkan suaminya adalah seorang musisi. Italia memiliki es krim khas bernama gelato dan pada tahun itu es krim jenis tersebut belum banyak ditemui di Indonesia. Berbekal pengalamannya tersebut hingga mempelajari cara membuat gelato, pada 2017 Ristiana dan suami mendirikan Legato Gelato yang kini telah memiliki empat gerai di kawasan Tangerang dan Jakarta.  

“Bisnis ini lahir berdasarkan experience. Ide bisnis juga bisa didapatkan ketika kita dapat menemukan solusi untuk mengatasi masalah yang ada di dalam kehidupan,” kata Ristiana.

2. Pilih partner bisnis yang tepat

Memilih partner yang tepat sangat mempengaruhi perkembangan sebuah bisnis. Ristiana mencontohkan, pada 2014, dirinya bersama teman-temannya mendirikan bisnis pelindung sepatu. Seiring berjalannya waktu, prioritas teman-temannya terhadap bisnis tersebut semakin menurun. Hal ini pun membuat perkembangan maupun pendapatan dari bisnis tersebut menjadi stagnan. Dari pengalaman ini, Ristiana pun berupaya memilih partner yang tepat saat mengembangkan bisnis Legato Gelato.

“Dari pengalaman itu aku juga belajar bahwa dalam pemilihan partner harus benar-benar yang memprioritaskan bisnis ini dan sevisi,” ucap Ristiana.

3. Menjalin relasi dengan baik

Bagi Metta, mendapatkan partner bisnis yang tepat dapat diperoleh dengan cara menjalin relasi dengan baik. Sebelum berbisnis, Metta pernah bekerja sebagai reporter di Global TV, Sales and Marketing di South Beauty Chinese Sichuan Restaurant, hingga freelance Presenter di Trans7. Selama bekerja, ia selalu berupaya menjaga hubungan baik dengan rekan kerja maupun pimpinan. Sikap yang dibangun Metta ini pun berbuah baik, sehingga pimpinan di tempat kerjanya dahulu kini menjadi partner dalam membangun bisnis.  

“It’s very important menjalin hubungan dengan baik, karena we never know siapa tahu di sebelah kamu nanti bisa menjadi someone yang menjalani bisnis bareng,” kata Metta.

4. Up to date dengan perkembangan zaman

Metta dan Ristiana juga menekankan untuk selalu up to date dengan perkembangan zaman. Dengan mengikuti perkembangan zaman, seorang pebisnis bisa mengatur strategi baru agar bisnisnya dapat terus bertahan dan berkembang. Ristiana menyampaikan, ia terus berupaya mengikuti perkembangan zaman dengan cara belajar membaca data e-commerce, mengatur akuntansi keuangan, dan ikut kelas-kelas atau pelatihan.

Sementara menurut Metta, salah satu bentuk mengikuti perkembangan zaman ialah dengan memperhatikan sosial media. Ia menilai, sosial media tidak boleh diabaikan dalam membangun bisnis. Metta mengatakan,” Social media is a must untuk yang punya bisnis. Branding is very important through our social media.”

5. Selalu berinovasi

Membangun bisnis tentu tidaklah mudah dan penuh tantangan. Oleh karena itu, penting untuk selalu berinovasi. Hal ini juga dirasakan Metta lantaran harga satu pcs Wicked Pies sebesar Rp40.000. Harga yang tidak murah tersebut dikarenakan Metta ingin mengedepankan kualitas. Namun, demi produknya dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat, Metta pun berinovasi dengan menghadirkan Wicked Pies ‘Premium’ senilai Rp25.000. Selain itu, strategi lainnya adalah Wicked Pies menghadirkan varian rasa yang beragam dan belum pernah ada.

“Jadi yang takut-takut beli Wicked Pies apakah Rp40.000 itu worth it, bisa terpancing dengan harga Rp25.000. Kalau enak, mereka akan mencoba harga yang Rp40.000 dan strategi itu cukup berhasil,” ucap Metta.

Sementara Ristiana, sejak awal sudah menargetkan target pasarnya adalah konsumen berpenghasilan menengah ke atas. Kendati demikian, ia memandang bahwa harga gelato miliknya lebih terjangkau jika dibandingkan dengan gelato pada umumnya. Satu cup Legato Gelato berkisar Rp25.000-30.000 dan saat ini tersedia 100 lebih varian rasa yang beragam bahkan unik, seperti nasi uduk, es teler, hingga tolak angin.   

6. Tentukan lokasi usaha yang strategis

Agar bisnis dapat berkembang, menentukan lokasi usaha yang strategis juga sangat penting. Lokasi strategis tentu akan memudahkan dan menjangkau para konsumen. Oleh karena itu, faktor ini penting untuk diperhatikan agar bisnis dapat berjalan dengan lancar.  

“Dalam berbisnis, yang paling penting adalah traffic. Kenapa kita buka di mal? Karena mal sendiri sudah punya traffic. Kalau kita buka di ruko, kita harus mendatangkan traffic itu sendiri. Survei juga diperlukan sebelum berbisnis atau membuka outlet. Jadi, jangan buru-buru juga dalam menentukan lokasi,” kata Ristiana.  

Jadi, apakah kamu sudah siap untuk memulai bisnis F&B? Semoga tips inspiratif dari Metta Sagita dan Ristiana Eteng ini bisa memotivasi kamu untuk terus maju dan berani bermimpi. Namun, untuk menjadi pribadi unggul, kamu perlu mempersiapkan diri dengan pendidikan terbaik. Dengan kurikulum yang komprehensif, dosen-dosen kompeten, dan beragam program kepemimpinan yang bermanfaat, UPH menjadi tempat yang tepat untuk mempersiapkan kamu menjadi pemimpin masa depan yang unggul dan mampu membawa dampak positif.

UPH Career Center, a friend to elevate your career
Dilihat 583 kali